1)
TIPE
ATAU BENTUK ORGANISASI
Tipe Organisasi Didefinisikan
sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi yang sudah diolah. Struktur ini
terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi
atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Pada
saat ini Tipe atau Bentuk Organisasi terdapat 6 bentuk organisasi yang perlu
diperhatikan.
Berikut
ini adalah definisi Tipe atau Bentuk Organisasi menurut beberapa ahli adalah:
1. ORGANISASI LINI/GARIS (LINE
ORGANIZATION)
Organisasi Lini/Garis diciptakan
oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang
menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari
pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon
satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang
atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer.
Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya;
Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Memiliki Ciri-ciri Organisasi Lini
adalah :
- Hubungan
antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dan memilikiJumlah karyawan
yang sedikit
- Pemilik
modal merupakan pemimpin tertinggi
- Belum
terdapat spesialisasi Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang &
tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
- Struktur
organisasi sederhana dan stabil Organisasi tipe garis ini biasanya diterapkan
kepada organisasi kecil yang disiplin mudah dipelihara (dipertahankan).
Contoh bagan Organisasi Lini :
2. ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE
AND STAFF ORGANIZATION)
Organisasi
Garis dan Staf diciptakan oleh Harrington Emerson. Organisasi Garis dan Staf merupakan
bentuk organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi garis
seperti adanya pengawasan secara langsung, serta mengambil kelebihan-kelebihan
dari organisasi staf seperti adanya spesialisasi kerja. Organisasi Garis dan
Staf merupakan kombinasi dari organisasi lini dan azas komando dipertahankan
tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff
berperan untuk memberi masukan, bantuan pikiran, saran-saran, dan data
informasi yang dibutuhkan.
Memiliki Ciri-ciri:
·
Hubungan
atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
·
Pucuk
pimpinan hanya satu orang dibantu staff
·
Terdapat
2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
·
Jumlah
karyawan banyak Organisasi besar, bersifat komplek Adanya spesialisasi
Contoh bagan organisasi garis dan
staf :
3. ORGANISASI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL
ORGANIZATION)
Organisasi
Fungsional diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun
berdasarkan pada sifat dan macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan. masalah
pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Memiliki Ciri-ciri:
·
Pembidangan
tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
·
Bawahan
akan menerima perintah dari beberapa atasan
·
Pekerjaan
lebih banyak bersifat teknis
·
Target-target
jelas dan pasti Pengawasan ketat
·
Penempatan
jabatan berdasarkan spesialisasi
Contoh Bagan Organisasi Bentuk
Fungsional :
4. ORGANISASI LINI DAN FUNGSIONAL
(LINE AND FUNCTIONAL ORGANIZATION)
Suatu
bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada
perkepala unit (Kepala Bagian) untuk mengambil keputusan dalam bidang pekerjaan
tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang
kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan
hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon
atau tingkatan.
Memiliki Ciri-ciri:
·
Tidak
tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat
bantuan.
·
Terdapat
spesialisasi yang maksimal dan tidak menonjolkan perbedaan tingkatan dalam
pembagian kerja
Contoh bagan organisasi Lini dan
Fungsional :
5. ORGANISASI LINI, FUNGSIONAL DAN
STAF (LINE, FUNCTIONAL AND STAFF ORGANIZATION)
Organisasi
ini merupakan perkembangan lebih lanjut atau merupakan gabungan dari organisasi
yang berbentuk lini fungsional dan staf..
Memiliki Ciri-ciri:
·
Organisasi
besar dan kadang sangat ruwet
·
Jumlah
karyawan banyak.
·
Mempunyai
unsur karyawan pokok: Karyawan dengan tugas pokok (line personal), Karyawan
dengan tugas bantuan (staff personal), Karyawan dengan tugas operasional
fungsional (functional group).
6. ORGANISASI KOMITE (COMMITE
ORGANIZATION)
Suatu organisasi dimana tugas
kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksanakan secara kolektif.
Organisasi komite terdiri dari :
1. Executive Committee ( Pimpinan
Komite), yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini
2. Staff Committee, yaitu orang –
orang yang hanya mempunyai wewenang staf
Memiliki ciri-ciri :
·
Adanya
dewan dimana anggota bertindak secara kolektif
·
Adanya
hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing anggota dewan.
·
Asas
musyawarah sangat ditonjolkan
·
Organisasinya
besar & Struktur tidak sederhana
·
Biasanya
bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga.
Adapun hal-hal penting yang perlu
dipenuhi dalam membentuk suatu organisasi agar suatu organisasi dapat berjalan
dengan efektif.
a.
Waktu.
Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini
adalah untuk memahamami pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut
mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran
serta.
b.
Bilamana
dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi
seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan
efek negatif. · Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan
organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang
menjadi perhatiannnya.
c.
Partisipasi
harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang
bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan
komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh
komunikator.
d.
Komunikator
harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya
menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta
pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
e.
Para
pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
f.
Bila
partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan
kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan
yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa
pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip bahwa
partisipasi adalah bersifat persuasif.
Bentuk-bentuk
Organisasi Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan
departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan ini menggambarkan
lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu :
- Pembagian kerja
- Rantai perintah
- Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
- Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
- Tingkatan manajemen
Adapun
cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat
digambarkan sebagai berikut :
- Bentuk Piramidal
- Bentuk Vertikal
- Bentuk Horisontal
- Bentuk Melingkar
2)
STRUKTUR
ATAU SKEMA ORGANISASI
Struktur organisasi adalah sekumpulan komponen-komponen
(unit-unit kerja) yang telah disusun dalam organisasi. Struktur organisasi
berguna untuk menunjukkan adanya beberapa pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda agar bisa
dikoordinasikan . Selain itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi juga merupakan suatu kerangka yang
menunjukkan seluruh kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan
organisasi, yang berhubungan dengan fungsi, wewenang dan tanggung jawab untuk
mencerminkan mekanisme-mekanisme formal pada pengelolaan organisasi.
Macam-macam Skema Organisasi :
1. Skema Organisasi Fungsional: Dalam
skema organisasi fungsional, menjelaskan tentang letak dari fungsi-fungsi tugas
dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi yang lain.
2.
Skema
Organisasi Jabatan Dalam skema organisasi jabatan, menjelaskan tentang garis
wewenang yang harus dianut sesuai dengan jabatan masing-masing.
3.
Skema
Organisasi Nama Dalam skema organisasi nama, menjelaskan tentang garis wewenang
yang harus dianut sesuai dengan nama-nama para pejabat yang bersangkutan.
4.
Skema
Organisasi Nama dan Jabatan Dalam skema organisasi nama dan jabatan,
menggabungkan antara masing-masing jabatan dengan masing-masing nama para
pejabat dalam suatu organisasi.
5. Skema Organisasi Struktur Dalam
skema organisasi truktur, menjelaskan tingkatan jenjang antara unit-unit dalam
organisasi tersebut
Berdasarkan teknik atau cara
membuatnya :
a. Skema organisasi Tegak Lurus dari
atas kebawah.
b.
Skema
organisasi Mendatar dari kiri kekanan.
c.
Skema
organisasi gabungan Tegak Lurus dan Mendatar.
d.
Skema
Organisasi Lingkaran.
e. Skema Organisasi Gambar.
3)
DINAMIKA
KONFLIK
a) Jenis
dan sumber konflik
Pengertian Konflik
Menurut kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah
percekcokkan, perselisihan, pertentangan. Konflik berasal dari kata kerja
bahasa latin yaitu configure yang berarti saling memukul. Secara Sosiologis
konflik diartikan sebagai proses social antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Jika dilihat definisi
secara sosiologis, konflik senantiasa ada dalam kehidupan masyarakat sehingga
konflik tidak dapat dihilangkan tetapi hanya dapat diminimalkan.
Beberapa Faktor Penyebab Konflik
Perbedaan individu yang
didasari oleh perbedaan pendirian dan perbedaan perasaan. Setiap manusia
memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda, sehingga dalam menilai
sesuatu tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda. Misalnya masyarakat menilai
kebijakan pemerintah mengenai menaikkan harga BBM karena harga bahan mentah
naik. Tentu setiap masyarakat akan menilai dengan pemikirannya masing-masing
yang mungkin secara umum terbagi menjadi kelompok yang pro dan kontra.
Akibat-akibat dari
konflik.
Konflik dapat baik dan
tidak baik. Konflik berakibat tidak baik seperti :
a. Menghambat
komunikasi, karena pihak-pihak yang berkonflik cenderung tidak berkomunikasi.
b. Menghambat
keeratan hubungan.
c. Karena
komunikasi relative tidak ada, maka akan mengancam hubungan pihak-pihak yang
berkonflik.
d. Mengganggu
kerja sama.
e. Hubungan
yang tidak terjalin baik, bagaimana mungkin terjadi kerjasama yang baik.
f. Mengganggu
proses produksi,bahkan menurunkan produksi.
g. Kerja
sama yang kurang baik, maka produktifitas pun rendah.
h. Menimbulkan
ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
i.
Karena produktifitas rendah, timbullah
ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
Yang kemudian berakibat
pada individu mengalami tekanan, mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan,
mangkir, menarik diri, frustasi dan apatisme.
Konflik
berakibat baik seperti:
a. Membuat
suatu organisasi hidup, bila pihak-pihak yang berkonflik memiliki kesepakatan
untuk mencari jalan keluarnya.
b. Berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah satu akibat dari konflik,
yang tujuannya tentu meminimalkan konflik yang akan terjadi dikemudian hari.
c. Melakukan
adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam system serta
prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
d. Memunculkan
keputusan-keputusan yang inovatif.
e. Memunculkan
persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
Sedangkan menurut James
A.F. Stoner dan Charles Wankel jenis-jenis konflik terbagi atas :
·
Konflik intrapersonal.
Konflik intrapersonal
adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini terjadi pada saat
yang bersamaan memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
·
Konflik interpersonal.
Konflik ini adalah
konflik seseorang dengan orang lainnya karena memiliki perbedaan keinginan dan
tujuan.
Konflik antar
individu-individu dan kelompok-kelompok, Hal ini sering kali berhubungan dengan
cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas yang
ditekankan pada kelompok kerja mereka . Sebagai contoh seorang individu dapat
dikenai hukuman karena tidak memenuhi norma-norma yang ada.Konflik
interorganisasi.
Konflik antar grup
dalam suatu organisasi adalah suatu yang biasa terjadi, yang tentu menimbulkan
kesulitan dalam koordinasi dan integrasi dalam kegiatan yang menyangkut
tugas-tugas dan pekerjaan. Karena hal ini tak selalu bisa dihindari maka perlu
adanya pengaturan agar kolaborasi tetap terjaga dan menghindari disfungsional.
b) Strategi
penyelesaian konflik
Mengatasi konflik
antara pihak-pihak yang bertikai tergantung pada kemauan pihak-pihak yang
berkonflik untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga peran aktif dari pihak
luar yang menginginkan redanya konflik. Berikut adalah cara-cara untuk
mengatasi konflik yang telah terjadi :
ü Rujuk
Merupakan usaha
pendekatan demi terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi kepentingan
bersama pula.
ü Persuasi
Mengubah posisi pihak
lain, dengan menunjukan kerugian yang mungkin timbul, dan bukti factual serta
dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan
standar keadilan yang berlaku.
ü Tawar-menawar
Suatu penyelesaian yang
dapat diterima oleh kedua belah pihak dengan mempertukarkan kesepakatan yang
dapat diterima.
ü Pemecahan
masalah terpadu
Usaha pemecahan masalah
dengan memadukan kebutuhan kedua belah pihak. Proses pertukaran informasi,
fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur.
Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternative pemecahan secara
bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
ü Penarikan
diri
Cara menyelesaikan
masalah dengan cara salah satu pihak yang bertikai menarik diri dari hubungan
dengan pihak lawan konflik. Penyelesaian ini sangat efisien bila pihak-pihak
yang bertikai tidak ada hubungan. Bila pihak-pihak yang bertikai saling
berhubungan dan melengkapi satu sama lain, tentu cara ini tidak dapat dilakukan
untuk menyelesaikan konflik.
ü Pemaksaan
dan penekanan
Cara menyelesaikan
konflik dengan cara memaksa pihak lain untuk menyerah. Cara ini dapat dilakukan
apabila pihak yang berkonflik memiliki wewenang yang lebih tinggi dari
pihak lainnya. Tetapi bila tidak begitu cara-cara seperti intimidasi, ancaman,
dsb yang akan dilakukan dan tentu pihak yang lain akan mengalah secara
terpaksa.
4)
MOTIVASI
§ Motivasi
adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald :
1950).
§ Motivasi
adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam
diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam
mencapai tujuan. (Drs. Moh. Uzer Usman : 2000)
§ Motivasi
adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk
berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas (Davies, Ivor K : 1986)
§ Motivasi
adalah usaha – usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi sehingga anak itu mau
melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution : 1995)
5)
TEORI
MOTIVASI
Secara garis besar,
teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi dengan
pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan
proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat
(reinforcement theory).Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi)
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi
yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang
ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan
lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik
tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan
dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks
studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk
memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
a. Durasi
kegiatan
b. Frekuensi
kegiatan
c. Persistensi
pada kegiatan
d. Ketabahan,
keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;
e. Devosi
dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
f. Tingkat
aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
g. Tingkat
kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan
h. Arah
sikap terhadap sasaran kegiatan
Untuk memahami tentang
motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain
:
1.
Teori
Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat
didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara
satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai
kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku
kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan
memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku
pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan
bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan
fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas,
seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula
sebagai kebutuhan yang paling dasar
2. Kebutuhan
rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya,
pertentangan, dan lingkungan hidup
3. Kebutuhan
untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok,
berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4. Kebutuhan
akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5. Kebutuhan
untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan,
skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide,
gagasan dan kritik terhadap sesuatu
2.
Teori
Keadilan
Keadilan merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi perusahaan harus
bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan mengenai
perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini melihat
perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input
dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007)
3.
Teori
X dan Y
Douglas McGregor
mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya
negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y
(Robbins, 2007).
McGregor menyimpulkan
bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa
kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka
terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
4.
Teori
dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan
oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan
pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias
sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007).
Herzberg memandang
bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa
ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor
ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :
1. Upah
2. Kondisi
kerja
3. Keamanan
kerja
4. Status
5. Prosedur
perusahaan
6. Mutu
penyeliaan
7. Mutu
hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan
Keberadaan
kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka.
Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena
mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”,
kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik
meliputi :
1. Pencapaian
prestasi
2. Pengakuan
3. Tanggung
Jawab
4. Kemajuan
5. Pekerjaan
itu sendiri
6. Kemungkinan
berkembang.
Tidak adanya
kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi
jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja
yang baik. Oleh karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas
atau motivator.
· Teori
Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan
McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini
berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a. Kebutuhan
pencapaian (need for achievement) : Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli,
mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.
b. Kebutuhan
akan kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku
sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c. Kebutuhan
hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang
ramah dan akrab.
Apa yang tercakup dalam
teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu . Menurut model
ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
a. Persepsi
seseorang mengenai diri sendiri
b. Harga
diri
c. Harapan
pribadi
d. Kebutuhaan
e. Keinginan
f. Kepuasan
kerja
g. Prestasi
kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi
seseorang, antara lain ialah :
a. Jenis
dan sifat pekerjaan
b. Kelompok
kerja dimana seseorang bergabung
c. Organisasi
tempat bekerja
d. Situasi
lingkungan pada umumnya
e. Sistem
imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
Sumber:
http://tkampus.blogspot.com/2012/04/pengertian-motivasi-dan-teori-teori.html