1) ARTI PENGEMBANGAN ORGANISASI
Lebih
dikenal dengan organization development (OD) .Pengertian pokok OD adalah
perubahan yang terencana (planned change).Perubahan , dalam bentuk pembaruan
organisasi dan modernisasi, terus menerus terjadi dan mempunya pengaruh yang
sangat dominan dalam masyarakat kini. Organisasi beserta warganya, yang
membentuk masyakat modern , mau tidak mau harus beradaptasi terhadap arus
perubahan ini. Perubahan perubahan yang terjadi pada dasarnya dapat
dikelompokkan dalam empat katagori , yaitu perkembangan teknologi, perkembangan
produk, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin singkatnya
daur hidup produk,serta perubahan sosial yang mempengaruhi perilaku, gaya
hidup, nilai-nilai dan harapan tiap orang.
Suatu
pendekatan sistematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan efektivitas
organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti kutrangnya kerja
sama/koperasi, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi
dan sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
a)
Sejarah Perkembangan Organisasi
Semenjak
berakhirnya Perang Dunia II, perkembangan dunia disibukkan oleh adanya proses
pencarian keadilan lebih lanjut. Salah seorang pemikir yang menelurkan
pemikiran mengenai pencarian keadilan adalah Karl Marx. Marx melahirkan sebuah
doktrin Marxisme yang ingin menciptakan suatu masyarakat tanpa kelas. Dasar
pemikirannya adalah untuk menciptakan suatu keadaan yang lebih adil dimana
kelas-kelas yang sebelumnya diisi oleh pertentangan terutamanya antara kelas
borjuis dan kelas proletar bisa dihilangkan dengan menciptakan suatu kondisi
tanpa kelas. Pandangan inilah yang mengilhami banyak pemikir di kalangan
negara-negara Dunia Ketiga (Asia, Afrika, dan Amerika Latin) mengenai
kesenjangan yang mereka hadapi dengan negara-negara bekas penjajah mereka.
Untuk
itu, walaupun tidak semua pemikir Dunia Ketiga setuju untuk mengilhami
pemikiran Marx, pemikir ini sebenarnya tetap menggunakan core dari pemikiran
Marx. Untuk lebih memperjelas pendalaman mereka terhadap bentuk-bentuk ketidakadilan,
mereka melihatnya dalam hubungan-hubungan langsung antarnegara yang banyak
terangkum dalam hubungan-hubungan di dalam organisasi internasional.
Ketergantungan merupakan salah satu bentuk yang dianggap oleh banyak pemikir
sebagai sumber dari ketidakadilan, dan oleh karenanya dalam menganalisis hal
ini, Yosh Tandon (1978:377) mengemukakan dua perspektif berbeda dari
negara-negara Dunia Ketiga mengenai pentingnya organisasi internasional.
Pertama, kaum revolutionaries, yaitu negara-negara yang menganggap hubungan
yang terjalin dalam organisasi internasional adalah bentuk penjajahan murni,
bentuk pengemukakan ketidakadilan yang nyata, sehingga mereka cenderung untuk
tidak terlibat langsung dalam organisasi internasional.
Dicontohkan
dalam hal ini, Palestinian Liberation Organization (PLO) yang ternyata malah
menjadi tergantung kepada Liga Arab bagi sumber finansialnya daripada untuk
memandirikan mereka, dan inilah yang sering dikemukakan oleh negara-negara
revolutionaries seperti Cina dan Vietnam yang tidak ingin terlibat dalam
organisasi internasional sampai mereka menjadi negara kuat terlebih dahulu.
Kedua, kaum reformism yang memandang penggunaan organisasi internasional justru
akan mengurangi ketergantungan mereka, terutama terhadap negara-negara maju.
Munculnya pemikiran semacam pemikiran Marx di negara-negara Dunia Ketiga juga
tidak terlepas dari penelitian-penelitian mereka mengenai dependencia dan
developmentalist. Seperti yang kita ketahui bersama, negara-negara Dunia Ketiga
merupakan negara bekas jajahan yang dapat dikatakan harus dapat menyesuaikan
diri dengan perkembangan sistem internasional saat itu. Ketertinggalan
menyebabkan negara-negara Dunia Ketiga amat membutuhkan pembangunan dan
kerjasama yang banyak dituangkan di organisasi internasional. Padahal, sistem
internasional yang ada pada saat itu banyak melahirkan bentuk-bentuk penjajahan
baru dengan lebih banyak mengorbankan negara-negara Dunia Ketiga. Inilah yang
kemudian menimbulkan pemikiran mencari bagaimana bentuk kerjasama internasional
yang lebih adil di dalam negara-negara Dunia Ketiga itu sendiri.
Dalam
perkembangannya, dunia internasional ternyata membutuhkan lebih lanjut sosok
pemikiran mengenai kerjasama internasional yang mampu mengatasi persoalan yang
lebih rumit dan luas. Kita mungkin banyak menyadari bahwa kita ternyata hidup
di dunia yang satu, dunia yang sama. Permasalahan-permasalahan yang ada
bukanlah lagi merupakan permasalahan lokal, permasalahan negara itu saja.
Namun, permasalahan yang ada adalah permasalahan bersama, permasalahan global,
seperti Richard Sterling contohkan yaitu permasalahan nuklir, ledakan penduduk,
polusi udara, revolusi komunikasi, kemakmuran bersama, dan kemiskinan global.
Untuk itu pula, kita juga membutuhkan solusi global dan pada saat yang bersamaan,
munculah pandangan baru bernama Globalist.
b)
Karakteristik Pengembangan Organisasi
Secara umum karakteristik
pengembangan organisasi :
1. Keputusan yang penuh pertimbangan maksudnya adalah suatu hasil yang diperoleh berdasarkan strategi yang telah direncanakan dalam rangka mewujudkan perubahan organisasional yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2. Diterapkan pada semua sub-sistem manusia baik individu, kelompok, dan organisasi maksudnya adalah menerapkan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
3. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi maksudnya adalah menerima segala bentuk campur tangan misalnya dalam bentuk pendapat, baik dari anggota yang termasuk dalam sebuah organisasi atau berbagai pihak dari luar organisasi.
1. Keputusan yang penuh pertimbangan maksudnya adalah suatu hasil yang diperoleh berdasarkan strategi yang telah direncanakan dalam rangka mewujudkan perubahan organisasional yang memiliki sasaran jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2. Diterapkan pada semua sub-sistem manusia baik individu, kelompok, dan organisasi maksudnya adalah menerapkan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
3. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi maksudnya adalah menerima segala bentuk campur tangan misalnya dalam bentuk pendapat, baik dari anggota yang termasuk dalam sebuah organisasi atau berbagai pihak dari luar organisasi.
4. Kolaborasi maksudnya adalah kerjasama antara berbagai pihak yang akan
terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
5. Teori sebagai alat analisis maksudnya adalah menggunakan pengertian yang disebutkan secara tertulis lalu diterapkan sebagai alat analisis untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dari suatu pengembangan organisasi.
6. Mengutamakan potensi manusia maksudnya adalah mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
7. Interaksi dan Interpendensi maksudnya adalah menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
8. Pendekatan Ilmiah maksudnya adalah menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
5. Teori sebagai alat analisis maksudnya adalah menggunakan pengertian yang disebutkan secara tertulis lalu diterapkan sebagai alat analisis untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dari suatu pengembangan organisasi.
6. Mengutamakan potensi manusia maksudnya adalah mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
7. Interaksi dan Interpendensi maksudnya adalah menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
8. Pendekatan Ilmiah maksudnya adalah menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
c)
Organisasi Masa Depan
Dalam
abad duapuluh satu ini setiap organisasi akan dan harus menghadapi persaingan
yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun potensial,
yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi. Dalam
menghadapi semua itu terdapat dua pendekatan yang mungkin diambil oleh suatu
organisasi yaitu : 1) Pendekatan yang berbasis sumberdaya tangible, dan 2)
Pendekatan yang berbasis Sumberdaya manusia (intangible).
Organisasi
yang menganggap bahwa persaingan hanya bersifat fisik pendekatan pertama yang
akan diambil, membina universitas hanya berputar-putar dalam masalah yang
nyata, karena memang inilah yang paling bisa dilihat dan ditunjukan, namun bagi
yang melihat persaingan ke depan lebih mengarah pada persaingan pengetahuan,
tanpa mengabaikan hal fisik, maka pengembangan SDM akan menjadi prioritas, dan
ini perlu komitmen yang kuat karena time-response dari cara ini lama dan susah
dilihat apalagi ditunjukan, namun pendekatan ini sebenarnya akan sangat
dirasakan dalam menyehatkan dan mengembangkan suatu Organisasi menjadi
organisasi pembelajar (learning organization)
Para
Pakar berpendapat bahwa dalam era dewasa ini pandangan yang berbasis SDM
nampaknya lebih penting, mengingat persaingan yang terjadi justru ditentukan
oleh bagaimana sumberdaya manusia tersebut berperan dan berkreasi bagi kemajuan
organisasi, dan dalam konteks ini pendidikan menjadi salah satu faktor penting
dalam meningkatkan kemampuannya. Sumberdaya manusia / Human Capital merupakan sumberdaya
strategis, bertambah secara inkremental bukan alokatif, karena merupakan
sumberdaya yang berbasis pengetahuan (knowledge based resources) yakni
sumberdaya yang mencakup keterampilan, kemampuan, kapasitas serta kapabilitas
pembelajaran. Kapasitas dan kapabilitas tersebut pada gilirannya akan dapat
memupuk sumberdaya sosial yang juga amat diperlukan dalam bentuk jaringan kerja
baik internal maupun dengan pihak eksternal organisasi, ini berarti networking
juga menjadi hal yang penting dalam memenangkan persaingan. Pengembangan
Sumberdaya manusia merupakan prasyarat bagi pengembangan organisasi, artinya
tanpa hal itu orang bisa punya alasan untuk meyakini kecilnya kemungkinan
organisasi untuk tetap hidup dan bertahan dalam era kompetisi.
2) PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Pengertian Kepemimpinn menurut para ahli:
ü
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono,
2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau
seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
ü
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu
bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong
atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
ü
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu
arah, karena pemimpin mungkin
memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara
tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan
keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah
laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam
bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok.
a) Tipe-tipe Kepemimpinan
Berikut ini ada 5 Tipe
Kepemimpinan, yang biasa di gunakan dalam suatu organisasi, antara lain yaitu :
1.
Tipe Demokratis
§ Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
§ Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
§ Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari
bawahannya
§ Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
dari padanya.
§ Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam
usaha mencapai tujuan
§ Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin
§ Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan
nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
2.
Tipe pemimpin Otokratis
§ Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
§ Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
§ Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
§ Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
§ Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
§ Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
3.
Tipe Kharismatis
§ Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab
mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin
yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya
mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan
tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering
dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib
(supernatural powers).
4.
Tipe Militeristis
§ Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan
bawahannya
§ Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam
menggerakkan bawahannya
§ Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihanMenuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
§ Sukar menerima kritikkan dari bawahan
§ Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan
keadaan.
5. Tipe Paternalistis
§ Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
§ Bersikap terlalu melindungi
§ Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan dan inisiatif
§ Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya
§ Sering bersikap maha tahu.
Sumber:
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/
http://www.cicikresticonsultant.com/tipe-kepemimpinan/