twitter
rss

CULTURE SHOCK


Apa itu Culture Shock? Dalam Bahasa Indonesia, fenomena ini disebut sebagai gegar budaya. Fenomena yang sering ditemui para perantau yang tinggal di tempat dengan budaya baru. Semakin berbeda budayanya, maka akan semakin parah efek yang akan ditimbulkan gegar budaya ini. Point-point yang berkaitan dengan gegar budaya biasanya mencakup nilai-nilai yang dianut daerah tersebut, makanan, pakaian, bahasa bahkan iklim dan cuaca. Dan menurut saya, harga barang juga bisa termasuk kedalam gegar budaya.

Efek yang ditimbulkan oleh gegar budaya bisa bermacam-macam, salah satunya yaitu tekanan psikologis dan itu bisa memicu penyakit stress. Dan setiap orang itu pasti pernah mengalami gegar budaya walaupun hanya sekali dalam seumur hidup mereka. Misalnya ketika mereka kuliah atupun sekolah di luar daerahnya dan jauh dari keluarga, ketika mendapat tugas di tempat terpencil, dan sebagainya.

Saya juga pernah mengalami hal tersebut, yaitu pada saat saya memasuki dunia perkuliahan. Walaupun tempat kuliah saya tidak terlalu jauh dari kota asal saya, yaitu hanya Bogor-Depok. Untuk sampai ke tempat kuliah, saya harus menempuh perjalanan dengan menggunakan kereta Commuter Line. Yaa mungkin untuk sebagian orang sudah terbiasa menggunakan kereta sebagai transportasi sehari-hari. Bagi saya itu hal baru, karena jarang sekali dan hampir tidak pernah menggunakan Commuter Line sebelumnya. Makanya saya sempat kaget ketika harus naik kereta setiap pagi untuk kuliah, yang bikin saya kaget itu karena setiap paginya kereta yang menuju ke Jakarta selalu ramai dan tidak pernah sepi, jangankan untuk duduk, untuk berdiri pun susah karena harus berdempetan dengan penumpang lain. Seminggu awal masuk kuliah dan selalu dapat jadwal kuliah pagi, mau tidak mau harus naik kereta dengan berdempetan, itu membuat saya sedikit stress dan kesal sendiri.

Itu baru sedikit cerita tentang transportasinya, kalau untuk aktifitas di kampus, karena saya kuliah tidak ada teman dari SMK saya, makanya saya kemana-mana sendirian, kaya anak hilang. Pertama masuk kelas, kaget sih, karena dalam satu kelas itu terdapat kurang lebih 50 mahasiswa. Dan terdapat mahasiswa dari berbagai usia, ras, dan agama. Awalnya saya merasa canggung, karena memang saya orang yang sedikit susah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Tapi pelan-pelan saya pun akrab dengan beberapa teman cewek dan cowok. Dan akhirnya saya bisa mengatasi culture shock yang saya alami.




With Love,



Bianca Ayu Saraswati

0 komentar:

Posting Komentar